Perbedaan Kredit Produktif dan Kredit Konsumtif, KPR Masuk Mana?

KPR
30 April 2022
Bagikan:
Perbedaan Kredit Produktif dan Kredit Konsumtif, KPR Masuk Mana?

Sebagian besar dari kita mungkin sudah pernah mendengar istilah kredit produktif dan kredit konsumtif. Dalam dunia keuangan, jenis kredit memang dibagi menjadi dua berdasarkan tujuan penggunaannya. Bagi Anda yang belum mengetahui hal ini, mari pahami lebih lanjut soal kredit produktif dan kredit konsumtif agar tak salah langkah saat akan mengambil pinjaman.

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata “kredit” atau “pinjaman”? Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa kredit identik dengan hal yang negatif karena erat kaitannya dengan utang. Persepsi seperti ini tidak sepenuhnya benar, karena ternyata ada juga kredit yang baik atau membawa manfaat finansial bagi kita.

Berdasarkan tujuan penggunaanya, kredit atau pinjaman dibagi menjadi dua, yakni kredit produktif dan kredit konsumtif. Meski sama-sama bersifat utang, dua kredit ini memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut ini penjelasannya.

Kredit produktif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kredit memiliki beberapa arti, yakni:

  1. cara menjual barang dengan pembayaran secara tidak tunai (pembayaran ditangguhkan atau diangsur);
  2. pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur;
  3. penambahan saldo rekening, sisa utang, modal, dan pendataan bagi penabung;
  4. pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain;
  5. sisi kanan neraca (di Indonesia)

Sementara itu, masih menurut KBBI, kata produktif memiliki sejumlah makna berikut:

  1. bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar);
  2. mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dan sebagainya); menguntungkan;
  3. mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kredit produktif adalah pinjaman yang dapat digunakan untuk menghasilkan atau mendatangkan keuntungan finansial. Jadi pinjaman ini tidak digunakan semata-mata untuk membeli suatu kebutuhan saja, tapi kebutuhan yang dibeli dengan pinjaman tersebut memiliki potensi untuk mendatangkan penghasilan atau keuntungan baru bagi kita.

Contoh kredit produktif

Suatu pinjaman baru bisa dikatakan sebagai kredit produktif apabila dimanfaatkan untuk suatu kebutuhan yang bisa mendatangkan manfaat bagi kita di masa depan. Berikut ini sejumlah kredit bank yang bisa dikategorikan sebagai kredit produktif:

1. Kredit usaha

Kredit usaha merupakan produk pembiayaan yang disediakan oleh bank bagi nasabah yang memerlukan tambahan modal untuk bisnisnya. Kredit usaha termasuk ke dalam kredit produktif karena digunakan untuk membangun bisnis, yang mana berpotensi membawa manfaat finansial atau keuntungan bagi pemiliknya.

Jenis-jenis dari kredit usaha sendiri di Indonesia ada beberapa macam, di antaranya kredit usaha rakyat KUR), kredit modal kerja (KMK), dan kredit investasi. Kredit-kredit ini bisa menjadi alternatif sumber dana ketika Anda kekurangan modal untuk memulai usaha. Meski demikian, tetap cermat dalam memilih kredit yang tepat dan lakukan perencanaan bisnis dengan matang agar Anda tidak kesulitan membayar cicilan kredit ke depannya.

2. Kredit rumah

perbedaan-kredit-produktif-kredit-konsumtif-1.jpg

Kredit rumah, baik kredit pemilikan rumah (KPR) maupun kredit renovasi rumah juga termasuk ke dalam kredit produktif. Mengapa? Karena rumah merupakan aset berharga yang tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai instrumen investasi dan sumber penghasilan pasif.

Rumah masih menjadi salah satu produk investasi yang paling populer di Indonesia. Jadi tak heran kalau harga rumah terus merangkak naik dari tahun ke tahun. Selain itu, kebutuhan akan rumah tidak pernah surut, sehingga permintaan akan sewa atau kontrak rumah pun masih tinggi. Ini juga menjadi peluang emas bagi pemilik rumah untuk mendapatkan penghasilan pasif dengan menyewakannya.

Jelas bahwa semakin baik kondisi rumah, maka nilainya pun akan semakin tinggi di pasaran. Oleh karena itu, kredit renovasi untuk memperbaiki dan mempercantik rumah juga dapat dikategorikan sebagai kredit produktif.

(Baca: KPR (Kredit Pemilikan Rumah): Definisi, Manfaat, Cara Pengajuan)

3. Kredit bank lainnya yang digunakan untuk tujuan produktif

Pada dasarnya, pinjaman apapun dapat dikategorikan sebagai kredit produktif selama digunakan untuk tujuan yang mendatangkan manfaat atau keuntungan bagi kita. Artinya, produk pembiayaan selain kredit usaha dan kredit rumah dari bank juga bisa menjadi kredit produktif.

Sebagai contoh, kredit tanpa agunan (KTA) yang identik dengan tujuan konsumtif bisa menjadi kredit produktif jika digunakan untuk menambah modal bisnis atau membiayai sekolah anak. Kredit kendaraan bermotor (KKB) juga bisa menjadi pinjaman produktif jika kendaraan tersebut digunakan sebagai modal utama sumber penghasilan, misalnya dengan menjadi driver ojek online atau taksi online.

Intinya, produktif atau tidaknya suatu pinjaman ditentukan oleh tujuan penggunaannya, bukan dari jenis produk pinjamannya. Anda bisa saja mengambil kredit usaha dari bank, tapi jika pada akhirnya kredit tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan pribadi dan bukannya kebutuhan bisnis, maka pinjaman tersebut akan menjadi kredit konsumtif bagi Anda.

Kredit konsumtif

Kredit konsumtif adalah kebalikan dari kredit produktif. Kredit ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak menghasilkan manfaat finansial atau keuntungan dalam jangka panjang.

Salah satu contoh kredit konsumtif yang paling sering dijumpai adalah KTA dari bank dan pinjaman online dari perusahaan financial technology atau fintech. Dua jenis kredit ini kerap digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi seperti liburan, biaya pernikahan, atau sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kredit konsumtif inilah yang sebisa mungkin perlu kita hindari. Sebab, efeknya akan membebani kondisi keuangan kita dalam jangka panjang. Apalagi, KTA dan pinjaman online umumnya membebankan suku bunga yang cukup besar kepada nasabah, sehingga cicilan bulanannya lebih berat jika dibandingkan dengan jenis kredit lainnya.

Bagaimana, sudah paham kan bedanya kredit produktif dan kredit konsumtif? Setelah membaca artikel ini semoga Anda bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola kredit dan utang Anda ya.

Bagikan:
Artikel Terkait