7 Tips Mengajukan KPR untuk Wirausaha Agar Disetujui Bank

KPR
03 Februari 2022
Bagikan:
7 Tips Mengajukan KPR untuk Wirausaha Agar Disetujui Bank

Pinjaman KPR merupakan produk pembiayaan perbankan yang bisa dibilang paling populer di antara masyarakat. Tak mengenal status dan usia, kredit pemilikan rumah dibutuhkan oleh hampir semua orang. Begitupun dalam hal status pekerjaan. Tak hanya karyawan dan pekerja, wirausaha alias pebisnis juga memiliki kebutuhan akan produk keuangan ini.

Meski demikian, sudah jadi rahasia umum kalau bank cenderung lebih mengutamakan calon nasabah KPR yang berstatus karyawan tetap dibandingkan wirausaha atau pekerja lepas. Pasalnya, pekerja kantoran dinilai memiliki sumber pendapatan yang lebih stabil, sehingga memiliki risiko lebih kecil akan kredit macet.

Lalu apakah kemudian wirausaha sudah pasti susah mendapat pinjaman KPR? Belum tentu juga. Ada sejumlah tips mengajukan KPR untuk wirausaha yang bisa Anda terapkan agar pengajuan KPR berjalan mulus. Berikut ini di antaranya:

1. Ajukan KPR setelah usaha berjalan lebih dari dua tahun

Sama seperti karyawan yang dianjurkan untuk mengajukan KPR setelah bekerja paling tidak dua tahun di perusahaan yang sama, begitupun dengan wirausaha. Untuk memperbesar peluang pengajuan KPR Anda diterima, sebaiknya Anda mengajukan aplikasi pinjaman kredit rumah saat usaha Anda sudah berjalan lebih dari dua tahun.

Wirausaha memiliki pendapatan yang tidak tetap, berbeda dengan pekerja kantoran. Oleh karena itu, bank lebih ketat dalam menyeleksi calon nasabah yang memiliki profesi ini. Pendapatan dan laba usaha dari bisnis Anda merupakan salah satu elemen krusial yang akan dilihat oleh bank untuk menilai kelayakan profil Anda.

Rata-rata pihak bank akan melihat performa bisnis Anda selama dua tahun terakhir. Dari situ mereka akan menilai apakah bisnis Anda stabil atau tidak, bagaimana kinerja keuangannya, serta risikonya. Jika bisnis Anda berumur kurang dari dua tahun, maka akan lebih sulit bagi bank akan kekurangan data untuk menilai poin-poin ini. Jadi besar kemungkinannya pengajuan KPR Anda akan ditolak.

2. Memiliki laporan keuangan atau dokumentasikan semua transaksi bisnis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kinerja keuangan dari bisnis Anda merupakan salah satu poin paling krusial yang akan dinilai oleh bank dalam pengajuan KPR. Cara bank mengevaluasi hal ini adalah dengan memeriksa data keuangan bisnis melalui laporan keuangan atau pembukuan usaha.

Walaupun bisnis Anda masih berskala mikro atau hanya bisnis rumahan, catatan keuangan tetap penting untuk Anda miliki. Tak hanya bermanfaat untuk mengetahui kinerja bisnis Anda, keberadaan laporan keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya akan sangat penting bagi bank dalam menilai kelayakan Anda sebagai calon debitur.

Bukti-bukti pembayaran pajak juga wajib Anda simpan, karena ini juga akan diminta oleh bank saat pemeriksaan dokumen KPR. Jika laporan keuangan dan dokumen-dokumen ini tidak tersedia, maka bisa dibilang kesempatan Anda mendapatkan kredit rumah hampir nol persen.

3. Siapkan uang muka lebih besar

tips-mengajukan-kpr-untuk-wirausaha-1.jpg

Tips mengajukan KPR untuk wirausaha selanjutnya adalah menyiapkan uang DP alias uang muka rumah yang cukup besar. Jika minimum uang muka 20%, sediakanlah dana hingga 30% dari harga rumah untuk uang muka. Dengan begitu, bank tidak perlu memberikan plafon pinjaman KPR yang terlampau besar.

Plafon pinjaman yang lebih kecil berarti cicilan bulanan pun akan lebih ringan. DP rumah besar, plafon pinjaman kecil, dan cicilan yang rendah membuat profil kita tidak terlalu berisiko di mata bank sehingga bank akan lebih mudah mengabulkan pengajuan KPR kita.

(Baca: Anti Reject, Ini Cara Agar Pengajuan KPR Disetujui Bank)

4. Memiliki dana darurat dalam jumlah besar

Jumlah dana darurat atau dana menganggur di rekening juga menjadi salah satu elemen yang dinilai oleh bank. Mereka tentu akan lebih mengutamakan calon nasabah yang memiliki dana darurat dalam jumlah besar. Sebab ini artinya nasabah tersebut masih memiliki dana cadangan ketika bisnisnya bangkrut atau dalam masa sulit.

Sebaliknya, wirausaha yang tidak memiliki dana darurat di rekening pribadi maka akan memiliki kesempatan yang kecil untuk mendapatkan KPR. Pasalnya, calon nasabah seperti ini dinilai memiliki risiko tinggi mengalami kredit macet alias tidak sanggup membayar cicilan KPR di tengah jalan.

5. Memisahkan aset pribadi dan aset bisnis

Tips mengajukan KPR untuk wirausaha yang satu ini juga tidak kalah penting. Tidak hanya untuk kepentingan mendapatkan KPR, tapi juga untuk kesehatan finansial Anda.

Ketika berbisnis, penting bagi Anda untuk memisahkan aset pribadi dan aset bisnis. Tujuannya adalah agar ketika bisnis pailit atau bangkrut dan bermasalah dengan kreditur, aset pribadi Anda tetap terlindungi dan tidak diganggu gugat. Jika aset pribadi dan aset bisnis tidak dipisah, kreditur bisnis Anda bisa mengambil alih aset pribadi Anda untuk melunasi utang usaha Anda kepada mereka.

Jika bank tempat Anda mengajukan KPR mengetahui bahwa aset pribadi dan aset bisnis Anda masih tergabung, maka mereka akan menilai Anda sebagai calon nasabah berisiko tinggi. Sebab aset-aset pribadi Anda berpotensi disita oleh kreditur untuk membayar utang usaha, sementara Anda masih memiliki kewajiban melunasi pinjaman KPR.

6. Jaga skor kredit

Masih terkait dengan poin sebelumnya, pemisahan aset pribadi juga berlaku untuk kartu kredit. Sebaiknya hindari menggunakan kartu kredit pribadi untuk kepentingan bisnis. Gunakan kartu kredit terpisah, lebih baik lagi jika kartu kredit tersebut merupakan kartu kredit yang memang dikhususkan untuk kepentingan usaha.

Pasalnya, penggunaan kartu kredit pribadi untuk bisnis akan berpengaruh terhadap skor kredit Anda karena tercatat atas nama Anda. Ini beda cerita jika Anda menggunakan kartu kredit bisnis atau korporat. Kartu kredit tersebut akan tercatat atas nama perusahaan, bukan nama pribadi. Artinya, semua riwayat penggunaan kartu kredit bisnis akan tercatat sebagai riwayat kredit perusahaan.

Apabila Anda menggunakan kartu kredit pribadi untuk transaksi bisnis dan memiliki riwayat pembayaran yang buruk atas tagihan tersebut, maka skor kredit Anda pun akan buruk. Ini tak hanya berdampak negatif terhadap pengajuan KPR Anda, tetapi juga terhadap semua jenis kredit yang akan Anda ajukan di masa depan.

(Baca: 5 Cara Memperbaiki Skor Kredit untuk BI Checking Proses KPR)

7. Siapkan syarat dokumen terkait usaha

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bank cenderung lebih ketat dalam memberikan KPR kepada wirausaha ketimbang karyawan biasa. Ini juga berlaku untuk syarat dokumen yang ditetapkan.

Selain syarat-syarat dokumen biasa, seperti KTP, kartu keluarga, SPT pajak, dan sebagainya, wirausaha juga akan diminta bank menyerahkan dokumen-dokumen lain terkait dengan usahanya, yakni:

  • Izin usaha (SIUP, TDP dan NPWP)
  • Akta pendirian perusahaan
  • Laporan keuangan 1-2 tahun terakhir
  • Mutasi rekening di bank selama tiga bulan terakhir
  • Bukti ketenagakerjaan atau bisnis (lisensi bisnis, pernyataan dari akuntan, atau testimoni dari pelanggan)
  • SPT pajak bisnis

Bagi wirausaha, proses mengajukan KPR memang lebih sulit dan ketat jika dibandingkan dengan karyawan biasa. Meski demikian bukan berarti tidak mungkin. Dengan menerapkan 7 tips mengajukan KPR untuk wirausaha di atas Anda bisa memperbesar peluang Anda dalam memperoleh pinjaman KPR. Jangan putus asa ya!

Bagikan:
Artikel Terkait